Cara Mudah Membangkitkan Potensi Anak Melalui
Lisan
Oleh: Marzuki Wardi
![]() |
sumber: dokumen pribadi |
Judul Buku : Saktinya Hypnoparenting
Penulis : Dr. Agus Sutiyono, MM.
Penerbit : Penebarplus+
Terbit : Pertama, 2014
Tebal : 137 halaman
ISBN : 978-602-1279-13-7
Bocah
laki-laki itu sedang asyik bermain dengan temannya ketika melihat ibunya menyiapkan
makanan untuk menjamu tamu. Sekonyong-konyong ia menabur pasir ke makanan
tersebut. Tentu saja tingkah nakalnya itu membuat sang ibu marah. Beruntung ia
bisa menahan diri sehingga ia tidak mengeluarkan kata-kata negatif kepada sang
buah hati. Sebaliknya, yang keluar dari lisannya ialah doa, “Pergi kamu biar jadi
imam di Haramain.” Qodarullah sang
anak tumbuh menjadi pribadi yang saleh dan kini menjadi Imam Masjidil Haram.
Tahukah Anda penggalan
cerita di atas? Itu bukanlah cerita fiktif, melainkan kisah nyata masa kecil
Syaikh Muhammad as-Sudais yang tidak lain adalah Imam Masjidil Haram. Namun,
saya tidak akan menceritakan kisah tersebut panjang lebar. Saya hanya akan
mengajak Anda untuk merenungi pesan tersirat di baliknya yakni betapa mustajabnya
kata-kata (doa) yang diucapkan oleh seorang ibu kepada anaknya. Memang,
keberhasilan yang diraih tentu melalui proses yang panjang. Hanya saja doa sang
ibu akan menjadi motivasi dan energi positif yang terus mengalir pada diri
anak.
Kalimat
semacam itu biasanya keluar dari lisan seorang ibu yang sudah terlatih dengan
kata-kata positif. Sebab, ia tahu setiap kalimat, sikap, dan
perlakuannya akan berdampak pada pribadi anak. Ia sadar setiap ucapannya akan
membekas pada diri anak sehingga ia akan berupaya menghindari kata-kata yang
tidak bermanfaat. Singkatnya, karakter ibu seperti ini
memiliki pemahaman yang baik tentang cara mendidik anak (ilmu parenting). Karena itu, ilmu
parenting sangat penting bagi seorang
ibu.
Sejauh ini referensi
berupa buku-buku yang membahas parenting secara
umum sudah banyak beredar. Namun, buku yang disajikan dengan unik dan asyik (dari
segi konten dan gaya penyajian) sepertinya masih
bisa dihitung dengan jari sebelah. Kabar baiknya kita bisa menemukan itu dalam buku
yang berjudul Saktinya Hypnoparenting karya
Agus Sutiyono ini. Dilihat dari judulnya, kita pasti terbayang bahwa kata hypno berkaitan dengan hipnosis yang
identik dengan dunia magis, bukan?
Sebentar, buku
ini memang memiliki kaitan dengan hipnosis, tetapi bukan seperti yang kita
saksikan dalam tayangan telvisi; seorang laki-laki berpakaian serba hitam memegang
pendulum yang diayun-ayunkan di depan wajah objek hipnosis kemudian membuatnya tertidur
dan mengumbar rahasia pribadinya. Tidak sama sekali. Hypnoparenting di sini adalah gabungan dari dua disiplin; hipnosis dan
parenting. Hipnosis ialah pengetahuan dan teknik berkomunikasi dengan sistem
kerja otak (halaman 19). Sementara, parenting ialah segala sesuatu yang
berkaitan dengan tugas-tugas orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak
(halaman 51).
Singkatnya hypnoparenting ialah teknik hipnosis
yang diterapkan oleh orang tua dalam mendidik anaknya. Inti teknik ini ialah
membangkitkan potensi anak melalui sugesti. Namun, sebagaimana teknik hipnosis
pada umumnya, hal yang perlu diketahui sebelum mempraktikkannya ialah momen
yang tepat untuk memberi sugesti. Menurut penulis, waktu yang baik untuk meyugesti
anak ialah saat otak berada pada gelombang alfa dan teta. Sebab, pada gelombang
tersebut, otak berada pada kondisi belajar dengan sangat cepat. Alfa ialah
gelombang saat pikiran santai (berada pada frukuensi 8-12 Hz). Sementara, teta berada
pada frekuensi 4-8 Hz, atau gelombang yang dihasilkan pikiran bawah sadar (halaman 31-34).
Dua gelombang
ini muncul pada saat menjelang tidur, bangun tidur, pada saat emosi anak
meningkat, dan dalam keadaan terkejut. Itulah waktu-waktu yang efektif untuk menyugesti
anak. Hal yang perlu dihindari ialah menggunakan kata-kata negatif. Misalnya,
jika kita ingin melihat anak punya nafsu makan yang baik, maka kita tidak perlu
mengucapkan “Kamu harus makan banyak, kalau tidak kamu bisa sakit.” Alih-alih
kalimat negatif, kita bisa membisikkan kalimat positif di telinga anak seperti “Semakin
hari keingingan makanmu semakin besar. Kamu sangat suka sayur-sayuran. Semakin
hari makanmu semakin banyak sehingga tubuhmu sehat, cerdas, dan kamu pun
bahagia” (halaman 65).
Salah satu
keunggulan hipnosis dibanding metode lain seperti ceramah ialah ia bisa memengaruhi
pikiran bawah sadar (subconscious mind).
Sementara, pikiran jenis ini memengaruhi perilaku seseorang. Rizem Aizid
mengungkapkan hal-hal yang diproses oleh pikiran bawah sadar ialah seperti
kebiasaan (habit), perasaan (emotion), ingatan jangka panjang (long term memory), persepsi (perception), kepribadian (character), intuisi (intuition), kreativitas (creativity), dan keyakinan (belief).[1]
Bukankah semua ini unsur-unsur yang mendukung keberhasilan seseorang baik dari
segi prestasi maupun kepribadian?
Buku yang
terdiri dari tujuh bagian ini tentu tidak hanya diperuntukkan bagi kaum ibu,
tetapi juga untuk ayah. Sesuai judulnya parent
(-ing) yang berarti orang tua, baik ayah maupun ibu dapat memanfaatkan
teknik hipnosis yang disajikan dengan bahasa yang sederhana, efektif, dan
praktis. Namun, saya sengaja mengutamakan penggunaannya untuk kaum ibu
mengingat peran pentingnya sebagai pendidik pertama dan utama yang durasi
waktunya paling lama bersama anak.
Sebagaimana
buku “how to” atau tips lainnya, buku ini dilengkapi catatan-catatan singkat
dan penting dalam beberapa fokus pembahasan untuk mempermudah pembaca memahami dan
mempraktikkan materi yang disajikan. Upaya ini sebetulnya akan lebih efektif
andai saja materinya dilengkapi dengan success
story penulis sendiri dalam menerapkan hypnoparenting.
Sebab, kisah sukses seseorang selalu menginspirasi orang lain untuk membuat
hal rumit menjadi lebih mudah. Di samping itu, hal ini dimaksudkan agar
kesaktian hynoparenting (seperti
judulnya) terbukti dapat membangkitkan potensi anak.
Buku ini sangat
layak dibaca untuk ibu semua kalangan terutama bagi mereka yang usia rumah
tangganya masih hijau. Dengan demikian, mereka akan memiliki bekal yang memadai
untuk mendidik anaknya, agar tidak hanya telapak kakinya yang menjadi sumber
surga, melainkan lisannya juga menjadi sumber keberhasilan bagi anaknya.
Lombok Tengah, 09 September 2025
pukul 23:23
Marzuki Wardi,
penikmat buku dan kopi. Saat ini ia sedang asyik menjelajahi dunia pendidikan, bahasa,
dan sastra. Sesekali ia menulis cerpen, esai, dan resensi buku.
[1]
Rizem Aizid, Dahsyatnya Kekuatan Pikiran Bawah Sadar, (Yogyakarta: Laksana, 2018), hlm.40.