Minggu, 20 Oktober 2019

Resensi


Kiat Membangkitkan Potensi Kepemimpin
Oleh: Marzuki Wardi
Judul                : The Leader Who Had No Title
Penulis              : Robin Sharma
Penerbit            : Bentang Pustaka
Tahun Terbit     : Pertama, Januari 2018
Tebal                : 264 Halaman
ISBN               : 978-602-291-506-5
Dimuat di SKH Koran Jakarta pada 19 Juli 2019
Leader is action, not position. Kiranya ungkapan itulah yang tepat untuk mendeskripsikan isi buku ini. Banyak orang memahami bahwa ketika seseorang menduduki suatu jabatan, berarti ia sudah pasti menjadi seorang pemimpin. Atau dengan kata lain, seorang pemimpin sering kali diidentikan dengan jabatan tertentu. Padahal, banyak pejabat yang bahkan sudah mengepalai sebuah instansi pun tidak dapat menunjukkan kepemimpinan yang ideal. Hal ini membuktikan bahwa pemimpin adalah bukan soal jabatan.
Robin Sharma berupaya meluruskan pemahaman kita tentang makna pemimpin yang sebenarnya. Bahwa ia tidak dibatasi oleh profesi. Entah seorang guru, manajer, karyawan perusahaan, pedagang, pramuniaga, pelayan restoran, petugas kebersihan jalan, bahkan seorang buruh pasar pun bisa menjadi pemimpin, selama ia bisa menginspirasi dan memberi perubahan bagi kondisi dan orang-orang di sekitarnya. Jadi, setiap orang sejatinya adalah pemimpin. Namun, kita juga perlu membangkitkan potensi dan energi kepemimpinan yang terdapat dalam diri sendiri.
Untuk mencapai itu, kita harus memiliki IMAGE, yang merupakan akronim dari inovasi (innovation), menguasai (mastery), autensitas (authenticity), guts, dan etika (ethics) (hal. 77). Seorang pemimpin itu berjiwa inovatif, artinya mampu menciptakan sesuatu yang baru dan memberikan perubahan keadaan terhadap apa yang dikerjakannya. Hal ini bisa dimiliki jika kita senantiasa bertanya pada diri sendiri mengenai ‘apa yang bisa diperbaiki hari ini?’, ‘bagaimana cara mengobarkan produktivitas?’, ‘bagaimana supaya bisa kerja lebih cepat?’, dan pertanyaan-pertanyaan serupa yang bersifat membangun dan meningkatkan kinerja. Sebab, memegang aturan ini berarti kita memilki komitmen untuk menjadikan semua yang disentuh lebih baik daripada sewaktu ditemukan.
Berikutnya Menguasai, artinya berupaya menguasai bidang yang ditekuni. Sehingga orang tidak akan meragukan dan mengabaikan kemampuan kita. Seorang pemimpin tidak mungkin bisa memberikan perubahan jika ia sendiri tidak menguasai dengan baik bidang yang digelutinya. Maka, kita mesti berkomitmen untuk menjadi yang pertama, utama, satu-satunya, dan terbaik. Autensitas ialah menjadi diri sendiri. Bukan meniru kebiasaan orang lain. Sikap autentik juga bermakna menjadi andal, menjunjung tinggi misi dan nilai, berbicara terus terang, dan menjunjung bakat diri sendiri. Dengan demikian, kepercayaan orang lain akan melekat pada diri kita.
Sedangkan, Guts dalam IMAGE maksudnya adalah memiliki jiwa yang gigih dan pemberani. Pemimpin sejati haruslah memiliki keberanian yang melampaui orang berakal dan resikonya melebihi orang biasa. Yakni berani mengambil target yang tinggi dan melangkah lebih jauh lagi dalam mengerjakan sesuatu, agar mencapai hasil maksimal, tanpa takut menerima kritikan dan cermoohan orang lain. Terakhir, Etika berkaitan dengan cara bersikap dan bertindak. Kita hendaknya selalu rendah hati dan memiliki tata krama yang baik. Kita harus memastikan bahwa tindakan kita mencerminkan keyakinan, dan tampilan senada dengan suara kita (hal. 105).
Selain IMAGE, masih ada lagi beberapa poin penting yang harus dicermati jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang hebat dan menginspirasi. Penulis mengemasnya dengan akronim yang cukup mudah diingat. Dan, semuanya diuraikan dalam bentuk cerita yang hidup dan mengalir. Sehingga kita tidak merasa sedang membaca buku motivasi. Melainkan sebuah novel dengan alur dan plot yang menarik. Di akhir setiap bagian, buku ini juga dilengkapi dengan langkah aksi singkat untuk menerapkan materi kepemimpinan yang sudah dipelajari. Menjadikannya lebih aplikatif dan jauh dari kata teoritis belaka.
Lombok Tengah, 16 Juli 2019
Marzuki Wardi, alumnus Pendidikan Bahasa Inggris (FPBS) IKIP Mataram. Menulis Cerpen, Esai dan Resensi. Bermukim di Lombok Tengah, NTB.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerpen

  Wasiat Kiai Seman ilustrasi ini diunduh dari https://himpuh.or.id/blog/detail/70/detik-penaklukkan-makkah-oleh-rasulullah-dan-para-sahabat...