Selasa, 20 November 2018

Resensi

Membentengi Generasi Bangsa dari Bahaya Hoaks
Oleh: Marzuki Wardi
Dimuat di SKH Radar Cirebon edisi Sabtu, 3 November 2018

Judul                : Klarifikasi Al-Qur’an atas Berita Hoax
Penulis              : Idnan A Idris
Penerbit            : Elex Media Komputindo
Terbit               : Pertama, 2018
Tebal                : 192 Halaman
ISBN               : 978-602-04-8001-5
Kasus kebohongan yang dilakukan oleh seorang aktivis berinisial RS tak lama ini, sempat mengalihkan jutaan mata masyarakat Indonesia yang tengah berduka atas beberapa musibah yang terjadi di sejumlah daerah. Kerukunan dan persatuan bangsa nyaris menjadi tumbal jika saja tindakan culas tersebut tidak terungkap. Oleh karena itu, keputusan tegas pihak kepolisian untuk menjadikannya sebagai tersangka patut kita apresiasi.
Penindakan kasus berita bohong (hoaks) memang bukanlah yang pertama kali di Negeri ini. Beberapa tahun terakhir polisi telah berhasil membongkar berbagai sindikat penyebar hoaks. Sebut saja kasus Saracen tahun lalu, yang konon memiliki akun media sosial sampai 800.000. Jaringan ini sangat aktif memproduksi dan menebar hoaks dan ujaran kebencian (hate speech) melalui media sosial. Ada juga penangkapan 18 orang tersangka yang berasal dari beberapa kota dengan kasus serupa pada awal 2018 lalu. Kemudian, tentu masih segar dalam ingatan kita mengenai penangkapan beberapa anggota Muslim Cyber Army (MCA) yang juga dilakukan pada awal tahun ini.
Ditinjau dari sudut pandang mana pun, entah dari segi hukum, sosial maupun agama, perilaku penyebaran hoaks memang tidak dapat dibenarkan. Dalam ajaran Islam khususnya, perbuatan ini sangat dilarang. Allah mengharamkan perbuatan memproduksi atau menyebarkan berita palsu atau hoaks. Tidak hanya itu, pelakunya bahkan diancam mendapat siksa kelak di akhirat.  
Namun, di era kebebasan interaksi dan komunikasi seperti sekarang ini, rasanya agak sulit menghidari kehadiran hoaks. Karena beragam berita dan informasi yang belum kita kenal jelas sumbernya, berseliweran di media sosial. Sehingga kita seringkali terjebak dalam keraguan akan keabsahan berita tersebut. Untuk itu, kita perlu menjadi konsumen media sosial yang cerdas. Jika kita ingin membagikan (share) berita-berita tersebut, perlu kita telusuri keabsahannya dengan teliti. Alquran sebagai pedoman hidup ummat Islam telah mengajarkan kita prinsip atau cara untuk menghadapi persoalan ini.
Pertama, tabayyun, berarti menuntut seorang penerima berita untuk berhati-hati dalam mencari penjelasan, sampai jelas betul keshahihannya, dan jangan tergesa-gesa menerimanya. Hal yang harus kita perhatikan ketika menerima berita adalah memerhatikan siapa yang membawa dan apa konten atau maksud penyebaran berita tersebut. Jika buruk maka tentu kita tidak boleh menyebar luaskannya (hlm. 158).
Prinsip kedua adalah tawaqquf, artinya menahan diri untuk tidak langsung memercayai atau menolak suatu berita. Kaidah ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 36 yang artinya, “Dan jangan kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan dimintai pertanggung jawaban (hmn. 164).
Ketiga, Tajannub Al-Zhann, yaitu menjauhi asumsi atau prasangka buruk. Dalam Islam, kita dilarang untuk berprasangka buruk. Kita dianjurkan untuk selalu berprasangka baik. Karenanya, dalam merespon berita di dunia maya, kita hendaknya mengedepankan prasangka baik dulu agar tidak terjebak dalam kecerobohan.
 Keempat, melakukan pembinaan dalam tubuh umat Islam sendiri. Artinya pembinaan dalam hal pendidikan, sosial, dan berbagai hal bermanfaat lainnya yang dapat dilakukan di tempat ibadah. Kelima, budaya literasi (Iqra), yakni membaca, meneliti, mendalami, mengetahui ciri-ciri sesuatu (berita). Cara ini memungkinkan kita untuk lebih teliti dalam menelusuri konten dan sumber berita yang kita peroleh. Sehingga kita akan mudah mengenal berita tersebut hoaks atau benar. Jika kelima langkah di atas terpenuhi, barulah kita bisa memerangi hoaks (langkah keenam).
Buku ini memiliki cakupan pembahasan yang luas. Hoaks dalam berbagai peristiwa sejarah Islam, pengertian, motif penyebaran, ciri-ciri, dampak, dan solusi menghadapi hoaks terangkum apik dalam buku berjudul Klarifikasi Alquran atas Berita Hoax ini. Dalam rangka membentengi generasi bangsa, khususnya generasi muslim, dari bahaya hoaks, buku ini sangat layak untuk disuguhkan.
Lombok Tengah, 13 Oktober 2018.

Marzuki Wardi, Alumnus Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Mataram. Menulis Cerpen, Esai dan Resensi. Hingga saat ini ia bermukim di tanah kelahiran, Lombok Tengah, NTB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerpen

  Wasiat Kiai Seman ilustrasi ini diunduh dari https://himpuh.or.id/blog/detail/70/detik-penaklukkan-makkah-oleh-rasulullah-dan-para-sahabat...