Move on
Oleh: Wardie Pena
Dimuat di Pikiran Rakyat Edisi 22 Oktober 2017 |
Move on, tidak lain
merupakan frasa kata kerja dalam bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata,
yakni kata kerja move yang berarti pindah, dan on merupakan
kata depan yang berarti di atau di atas. Namun, mengartikan kata
tersebut tentu saja tidak bisa secara perkata. Misalnya menjadi pindah di atau
pindah di atas. Untuk mengartikan frasa tersebut haruslah menyesuaikan
dengan konteks di mana frasa tersebut digunakan. Dan memang frasa juga telah
memiliki arti secara khsus untuk digunakan dalam kondisi tertentu.
Dalam kaitannya dengan bahasa Indonesia, frasa tersebut seringkali
saya temukan digunakan secara tidak lazim dengan arti aslinya. Misalnya,
seorang gadis yang mengatakan “Saya sudah move on dengan pacarku” untuk
menunjukkan bahwa ia sudah ganti pacar. Atau, “Move on…move on dong, hari
gini masih belum punya WA?” untuk meminta seseorang membuat akun WA. Bahkan,
dalam lingkungan formal pun saya pernah mendengar seorang pemateri seminar mengatakan
“move on” untuk menegaskan bahwa dia ingin pindah materi yang satu ke materi
berikutnya.
Fenomena campur kode atau mixing code dalam kegiatan
berbahasa sehari-hari itu, akhir-akhir ini memang semakin marak. Dan tentu itu
tidak perlu dipersoalkan. Namun, bukan berarti kita harus mengabaikan dan
merubah makna sesungguhnya dari bahasa sumbernya, sehingga penggunaan frasa
tersebut tidak terkesan asal dan bermakna rancu.
Move on, dalam kamus Cambridge
Advance Learner’s Dictionary (CALD 3) dirangkai dengan dua kondisi,
yakni tempat dan aktifitas. Maka, move on akan berarti meninggalkan
tempat lama dan pergi atau pindah ke tempat lainnya jika digunakan untuk
menerangkan tempat. Misalnya, saya sudah tinggal di kontrakan ini selama
sepuluh tahun, saya pikir ini sudah waktunya untuk move on. Jelas, ini
berarti si penghuni kontrakan akan berhenti tinggal di tempat lama, dan akan
tinggal di rumah baru yang lain dan lingkungan yang berbeda. Dan, apabila
digunakan untuk menerangkan suatu aktifitas, maka move on berarti
memulai aktifitas baru. Contoh, saya sudah menjadi guru di sekolah ini selama
lima belas tahun, bulan depan saya akan move on. Kondisi ini menerangkan
bahwa si guru tersebut akan berpindah profesi menjadi profesi lainnya yang
bukan guru.
Dua contoh tersebut menunjukkan adanya penekanan pada arti “baru”
terhadap farasa move on. Maka, apabila dihubungkan dengan temuan saya di
atas. Kondisi pertama, kenapa tidak si gadis tersebut mengatakan “Saya sudah break
dengan pacar lama saya, dan sudah punya pacar baru?” Pada contoh yang kedua, kalimat
tersebut sebenarnya dapat saja diganti dengan ungkapan “Buat akun WA dong, hari
gini belum punya WA?”. Terakhir, kenapa si pemateri tidak menggunakan kata next
saja untuk menunjukkan pindah materi. Atau dapat juga dengan kata move tanpa
on.
Maksud saya, campur kode memang sudah menjadi hal yang galib dalam bahasa
keseharian kita. Namun, alangkah baiknya jika kita memahami arti sesungguhnya
sehingga tidak mengurangi maksud ungkapan yang disampaikan, dan tidak
menimbulkan kesalah tafsiran bagi lawan bicara.
Wardie
Pena, menulis Cerpen, Esai dan Resensi. Beberapa diantaranya telah
dimuat di berbagai media lokal dan nasional. Bulan Agustus lalu, artikel
opininya di bidang pendidikan masuk nominasi 10 besar dan mendapat penghargaan
dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Buku tunggalnya, Negeri Antah
Berantah (Penerbit MM, 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar